Kuliah di Universitas swasta? Kenapa tidak?
Kembali bercerita tentang dunia pendidikan. Terutama dari sisi status sekolah tersebut. Terkadang dari kalangan kita merasa kurang percaya diri yang sekolah di tingkat pendidikan yang status swasta, ntah itu SMP, SMA ataupun Perguruan Tinggi. Padahal kualitas dan mutu pendidikan bukanlah dari sekolah yang bersangkutan melainkan dari kemauan personal yang ingin belajar.
Hasil diskusi dengan beberapa teman-teman bahwa tidak semestinya teman-teman dari perguruan tinggi Negeri (PTN) memandang remeh teman-teman yang kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS). Demikian pun sebaliknya bahwa teman-teman yang dari PTS tidak seharunya minder dengan dirinya yang hanya kuliah di PTS.
Melihat adik-adik calon Mahasiwa tahun 2014 lalu ketika melihat UMPTN yang diantaranya banyak yang tidak lulus masuk PTN, sangat kecewa akan hal itu, bahkan diantara mereka ada yang rela melakukan cara negatif demi masuk PTN sebutlah misalnya siap menyogok dengan puluhan juta demi masuk PTN. Sempat bertanya ke beberapa mahasiswa terkait dengan PTN dan PTS dengan beberapa argumen. Ini persoalan gengsi, tidak tren kalau tidak kuliah di PTN, dengan PTN jaminan kerja lebih banyak peluangnya, dll. Hemm, tersenyum tersimpuh mendengar komentar-komentar dari beberapa mahasiwa.
Apakah betul bahwa PTN lebih berkualitas kebanding PTS??? Saya rasa pertanyaan ini agak kurang rasional. Walaupun kuliah di PTN tapi kalau semasa kuliah kebanyakan ketidak hadirnya kebanding hadirnya, bisa jadi juga hasilnya akan lebih ambur aduk dari jebolan PTS.
Pernah saya bertanya dengan salah satu dosen di suatu tempat, kebetulan saja waktu itu cerita-cerita tentang pendidikan. Eh ternyata dia seorang dosen. Beliau memberikan sedikit inspirasi. Sebagian dosen-dosen negeri pada saat jam mengajarnya, malah mereka memberikan ke asistennya untuk mengajar dan dia lebih cenderung mengajar di tempat lain, dan tak lain adalah di PTS. Artinya kualitas pendidikan di PTS sebenarnya lebih berbobot kebanding di PTN karena PTS langsung di ajar oleh dosen inti sementara di PTN diajar oleh asisten dosen. Yaa meskipun sebenarnya hasil diskusi ini tidak seharusnya dijadikan sebagai data standar dalam mengambil kesimpulan, paling tidak bisa dijadikan motivasi buat adik-adik yang kuliah di PTS.
Berbicara dengan kesuksesan, malah sebagian orang-orang sukses yang cukup terkenal banyak diantaranya yang tidak kuliah. Kehadiran kita menempuh pendidikan di PTS bukanlah jaminan kalau tidak bisa bersaing dengan jebolan-jebolan PTN. Peribadi penulis sangat yakin bahwa sampai saat ini masih selalu optimis bisa sepadan dengan lulusan PTN meskipun saya hanyalah dari jebolan dari PTS. Apalagi ditempat saya kerja sekarang. Saya tidak bisa masuk kerja ditempat ini kalau tidak berhasil menaklukkan beberapa kandidat terakhir yang notabene mereka jebolan PTN.
Semoga adik-adik mahasiswa yang kuliah PTS tetap semangat. Belajar…belajar…dan belajar. Mari persiapkan diri lebih baik, persiapkan diri sesuai cita masing-masing. Supaya kelak pada saat kesempatan itu ada, kita tidak akan kaku lagi dengan persiapan diri yang matang yang sudah dilakukan.